Aku buru-buru sekali pagi itu karena terlambat bangun. Aku tidur jam setengah dua malam. Ini semua gara-gara sorenya aku menemukan satu foto Dian yang sudah lama aku tidak lihat dan terus mengaguminya. Mungkin gara-gara itu, dibanding malam-malam lain, semalam rasa rinduku tidak tertahankan.
Begitu bangun aku langsung setengah berlari mendahului kesadaranku ke kamar mandi. Aku membasuh tubuhku cepat-cepat namun tetap memastikan bahwa semua bagiannya bersih. Aku tidak boleh tampak kusut di depannya. Aku memakai baju favorit Dian. Celana jeans khaki dan kemeja putih. Aku ingat sekali Dian membelikanku baju ini setelah dia menonton Kevin Costner di sebuah film dimana dia meniduri tiga generasi keluarga. Aku lupa judulnya. Yang aku ingat hanyalah bahwa keesokan harinya dia memberiku jeans ini dan memberi tahuku alasannya. Aku hanya menjawab:
“Dian,aku tidak pernah meniduri nenek ataupun ibumu.” Dan kemudian aku mendapatkan tinjuan di lenganku.
Aku mengambil jam tanganku yang tergeletak di meja kecil di samping tempat tidurku. Hampir saja aku lupa untuk membuka lemari lagi dan menyemprotkan parfum Bvlgari black yang juga pilihan Dian.
“Baunya serasa main tarik ulur ke cewek” katanya.
“Dian, aku tidak akan pernah menarik ulur dirimu.”
Dan aku mendapat gelar “Mr. Gombal of the year” darinya.
Di dada, leher depan, belakang, punggung, tangan kanan dan kiri. Kemudian aku menggosoknya supaya aromanya meresap di antara bulu-bulu tanganku.
“Final check!” Kataku kepada diri sendiri.
Aku melihat diriku di cermin. Ada kerutan-kerutan di dahiku. Dian selalu bilang:
“Itu tanda kedewasaan dan kematangan. Aku toh nggak mau sama brondong.”
“Dian, aku dewasa dan matang bersamamu.”
“Juara bertahan “Mr. Gombal of the year.”
“Makasi.”
Semua sudah beres. Aku menuju pintu sambil menambil beberapa permen penyegar napas di toples yang biasa aku sediakan. Aku selalu percaya bahwa napas segar adalah kunci kalimat yang indah. Toh sudah terbukti beberapa kali aku memegang gelar “Mr. Gombal of the year”.
Aku mengunci pintu dan menaiki sepeda motor Scorpioku. Jauh sekali tempat Dian. Ketika aku mengeluh soal itu kepadanya, dia hanya berkata:
“Kayaknya aku tipe cewek yang berhak untuk diperjuangkan.”
Dan sepulangnya aku dari rumahnya, aku terinspirasi untuk menggenjreng-genjreng gitar menciptakan lagu “LOVER AND FIGHTER”. Dai tersipu-sipu ketika mendengar lagu itu.
Setelah satu jam, sampai juga aku di depan Dian. Aku segera menciumnya walaupun banyak orang yang waktu itu disekitarku. Aku tidak peduli. Mereka tidak tahu betapa besarnya rindulke kepada Dianku. Dian bertanya:
“How are you, my man?”
“Now? Great. Cos I am in front of you.”
Kami melepas kerinduan yang hebat sekali mengamuknya di dada masing-masing. Suasananya juga mendukung. Kami sedang berada di luar dengan angin yang sepoi-sepoi. Kalimat-kalimat Shakesperian keluar dari napas segarku sementara Dian hanya mendengarkan dengan mata tertutup seolah merasakan setiap suara yang aku hasilkan.
Dua jam sudah aku bersimpuh ke Dian.
“This is the moment that I hate the most in my life.”
“Time to go. I know.”
“Yeah. But I ‘ll be back.”
“Oh, you have to, young man!”
“Ok, ma’am.”
Dan aku pun berdiri dengan lumayan susah payah. Aku mencium kening Dian yang terasa dingin. Kemudian aku tersenyum dan berbalik. Aku berjalan pelan dan tidak rela meninggalkan Dian. Tetapi aku tahu bahwa Dianku akan selalu menungguku disitu.
Aku sudah sampai di parkiran. Aku menemukan Scorpioku dan menaikinya. Aku mengambil helmku yang lebih berat daripada kepalaku.
“Pak...pak..”
Suara seorang laki-laki muda memanggilku dari jauh. Dia setengah berlari melewati turunan dari arah Dian. Tampak olehku dia membawa sesuatu di tangannya.
“Ya mas?” tanyaku ketika dia sudah dekat.
“Ini dompet bapak, ya? Tadi saya liat jatuh ketika bapak berdiri di nisan itu.”
How long will your love last?
-Je-
April 10, 2009 at 10:53 AM
How long?
In your case? Forever, I guess.
*don't you think it's a bit too much? I mean... c'mon!*
LOL
Great writing, though! (there you have it!)
April 11, 2009 at 1:13 AM
yes....u r mr gombal of the year...gombal banget...tukang umbar kegombalan...pokeke Je is Mr. Gombal....hehehe...piz yo
April 11, 2009 at 4:16 AM
kop: wat is too much when it comes to love? (g usa ngejawab deh. pertanyaan itu cuman buat manusia yang punya hati. LOL)
AN: Thanks. Semoga bisa gw pertahankan. LOL
April 11, 2009 at 9:39 AM
@Je: Oh ya? Heart or no heart, forever is too much. (Imagining the old-aging you with a guitar and a rose is really... horrendous!)
April 11, 2009 at 8:41 PM
KOP: Kakakakaka. Now, I am imagining you with guitar in the middle of the street singing pandangan pertama. Kakakakakak.
Kop, i guess for you reading is believing. for me, you gotta believe in a kind of story first before you read. :)
Post a Comment